PRAKTIKUM HAMA DAN PENYAKIT IKAN
DISUSUN OLEH KELOMPOK A2
1. ARMA AULIA ARTA
2. ALIYA WAHYUNI SAFRI
3. ALVIANUS MA'DIKA
4. ABDUL AZIS
5. AHMAD SYAHRUL BAHARUDDIN
JURUSAN BUDIDAYA PERIKANAN
POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI PANGKEP
2017
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Virus berarti racun asal hewan misalnya bisa ular dan air
luar. Dengan diketahuinya perbedaan antara racun dan bahan efektif maka virus
diartikan sebagai cairan hidup penular penyakit.
Dimulai akhir abad XVlIl antara lain
oleh Edward Jenner, Dmitri Iwannowski (1892) dan Martinus Beijerink (1898), Luria
dan Anderson pada tahun 1942 mempertunjukkan penggunaan mikroskop electron. Wiliams
dan Wyckoff 1944 mempergunakan teknik
shadow casting pada penelitian virus dengan mikroskop elektron. Dalam bidang
reproduksi virus, Rivers (1928) Good dan Pasteur (1946) menemukan, teknik
pembiakan virus dalam telur ayam tertunas. Beveridge dan Burnet mengasingkan
dan membiakkan virus influenza selanjutnya berkembang menjadi teknik hitung bintik
dengan menghitung pock forming unit (PFU) untuk menetapkan potensi virus
vaccinia-variola.
Virus terdiri dari inti asam
nukleat dibungkus lapisan kaya protein (berfungsi sebagai pelindung terhadap
kondisi lingkungan buruk dan membantu virus mengadakan penetrasi ke dalam sel
yang peka.
B. TUJUAN
Tujuan dari praktikum ini adalah
·
Menentukan jenis virus
yang sering menyerang pada organisme udang/ ikan
·
Menentukan organ target
virus pada ikan
C.
MANFAAT
Manfaat
yang diperoleh dari praktikum ini adalah
o
Dapat mengetahui jenis
virus yang sering menyerang pada udang/ ikan
o
Dapat mengetahui organ
target virus pada ikan
BAB II
METODOLOGI
A.
Waktu
Dan Tempat
Waktu
pelaksanaan praktikum ini yaitu:
¨
Hari/Tanggal : Selasa,
20 November 2017
Pukul : 12.40-16.10 Wita
¨
Tempat : Lab. Hama Dan Penyakit Ikan
B.
Alat
Dan Bahan
·
Microscop
·
Preparat
C.
Prosedur
Kerja
o Sediakan
microskop
o lalu
amati preparat karapaks udang yang telah disediakan
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
A.
Hasil
Teknik diagnose
penyakit virus
NO
|
Jenis Pemeriksaan
|
Jenis Sampel Dan Media Pengawet
|
Keterangan
|
1
|
Makroskopis
|
Sampel
hidup
|
Pemeriksaan
berdasarkan perubahan tingkah laku dan gejala klinis
|
2
|
Mikroskopis
preparat basah/ wet hount
|
Hidup
|
Pemeriksaan
lansung dengan mikroskop cahaya
|
3
|
Konvensional
(isolasi dan identifikasi virus)
|
Sampel
hidup
|
Virus
diisolasi dan dikultur dengan kultur sel (cell
culture)
|
4
|
Histopatologi
|
Ikan
: Formalin 10 %
Udang
: Davidson
|
Identifikasi
pathogen melalui analisa kerusakan jaringan
|
5
|
Sereologi
|
Sampel
Hidup
|
Pemeriksaan
berbasis areaksi antigen antibodi
|
6
|
Polymerase Chain Reaction (PCR)
|
Alcohol
95 % atau alcohol 70 %
|
Deteksi
virus DNA
|
7
|
Reverse Transcription Polymerase Chain Reaction (RT-PCR)
|
Alcohol
80 %
Glycenin
20 %
|
Deteksi
virus RNA
|
B.
Pembahasan
Dari hasil table tersebut diperoleh bahwa
teknik untuk mendiagnosa jenis virus dapat dilakukan 7 jenis pemeriksaan dengan
sampel dan media pengawet yang digunakan serta kegunaan masing-masing
Perkembangbiakan Virus
Tahap pertama dari infeksi adalah
terjadinya perlekatan atau adsorbsi partikel virus pada permukaan sel yang
peka. Tahap kedua penetrasi dan pelepasan selubung virus. Sebagian besar virus
menyuntikkan asam intinya dan dengan demikian selubung protein virus tertinggai
di luar sel, segera diikuti oleh masuknya virus ke dalam sel melalui proses
"enguifment'' atau pinocytosis. Tahap ketiga Multiplikasi dan
Sintesis Komponen virus baru tahap
keempat perakitan dan pematangan virus dan tahap kelima Pelepasan Virus Baru
PENYAKIT VIRUS
Penyakit Virus pada Ikan Tawar
1. Channel Catfish Virus Disease (CCVD) Disebabkan
oleh jenis virus herpes.
Gejala ikan yang terserang virus ini
adalah :
-
Ikan sering menggantung di permukaan dan hilang keseimbangan.
-
Bergerak berputar-putar dan terjadi pendarahan
pada bagian sirip dan perut.
-
Pendarahan pada ginjal, kulit dan organ dalam.
-
Kadang disertai dengan penonjolan mata dan kematian secara akut.
Perdarahan pada
kulit, & exopthalmia
2.
Spring Viraemia of Carp (SVC) dan Swimbladder Inflamantation (SBI)
Penyebabnya
adalah Rhabdovirus carpio.
Gejala yang diperlihatkan oleh ikan yang
terserang SVC adalah :
-
Ikan berkumpul dibagian pintu pemasukan air
-
Warna ikan menjadi gelap dan terjadi pendarahan dan mata menonjol.
-
Pembengkakan perut dan bila dibuka terdapat cairan berwarna kekuningan
-
Kadang terjadi luka infeksi pada tubuh ikan
Sedangkan gejala pada ikan terserang SBI
:
-
Kehilangan keseimbangan, ikan menjadi kurus
-
Warna kulit jadi gelap
-
Terjadi degenerasi dinding gelembung renang.
3.
Lymphocystis Penyebabnya adalah Irridovirus,
Penyebabnya adalah Irridovirus,
merupakan penyakit virus yang infektif.
Gejala penyakit ini adalah : Hypertrophy (pembesaran sel) pada jaringan
ikat, menimbulkan tonjolan pada sirip atau kulit.
4. Koi Herves Virus (KHV)
Penyebabnya virus herpes.
Wabah di Indonesia (Jawa, Bali &
Sumatera) tahun 2002. Menyerang ikan Mas
dan koi (Cyprinus carpio) (host species specific target)
ü Suhu
optimum 18 - 27 oC
ü Mortalits
terbanyak 22 - 27 oC
ü Mortalitas
menurun pada suhu < 22 oC
ü Tidak
ada kasus pada suhu > 30 oC
ü Kematian
sangat cepat Þ
24 - 48 jam
ü Mortalitas
Þ
80 - 100% dalam 10 hari
ü Kematian
massal dalam tempo singkat (3 - 7 hari) Gejala klinis :
Þ
Pendarahan di insang
Þ
Bercak putih - ekses lendir atau sel mati
Þ
Mata pucat
Þ
Nervous
Penyakit Virus pada Ikan Laut
1. Lymphocystis agen
penyebabnya adalah iridovirus
Penyakit ini biasanya tidak bersifat
fatal, khususnya bagi ikan yang telah berukuran besar. Penularan dapat terjadi secara horizontal
melalui air yang telah tercemar virus. Gejala penyakit ini adalah:
-
Terdapat penonjolan (nodule) seperti bisul berwarna
putih yang menyelimuti permukaan tubuhnya.
-
Jarang mengakibatkan kematian fatal.
2. Viral Nervous Necrosis (VNN) atau Paralytic
syndrome Penyebabnya nodavirus (virus RNA)
Menyerang ikan kerapu, kakap putih, sea
bream, red sea bream. Penyakit ini paling sering menyerang larva ikan berumur
kurang dari 20 hari.
Secara makroskopis, penyakit ini
menunjukkan :
-
Warna pucat pada hati
-
Saluran pencernaan kosong dengan usus berisi cairan kehijauan
-
Terdapat bintik merah pada limpa
-
Replikasi terjadi pada otak, bagian distal sumsum tulang belakang dan retina
mata menimbulkan jejas-jejas histologik berupa vakuolisasi.
- Multiplikasi juga terjadi pada gonad, hati, ambung dan
usus.
3. Grouper Iridovirus of Taiwan Diseases (TGIV)
disebabkan oleh virus Iridovirus.
Gejala
klinis yang ditimbulkan : Ikan berenang berputar-putar membentuk gerakan spiral
dan terjadi anemia. Ikan yang terserang menjadi kurus dan pertumbuhan menjadi lambat. Kejadian akut dapat menyebabkan kematian
hingga 60%.
4. Sleepy Grouper Diseases (SGD)
Agen kausatif SGD adalah iridovirus
berukuran 130-160 nm. Ikan yang
terserang akan kehilangan nafsu makan dengan mengendap di dasar. Ikan yang terinfeksi pertama adalah ikan
berukuran 100-200 gr dan 1-2 kg.
Kematian dapat mencapai 50% terutama pada malam dan pagi hari.
Gejala klinis:
ü Terutama
menyerang ikan besar (lebih dari 50 g)
ü Ikan
seperti tidur
ü Badan
gelap
ü Hati
dan limpa membengkak
Penyakit Virus pada Udang
BP (Baculovirus Penaei), BMN
(Baculoviral Midgut gland Necrosis), MBV (Monodon Baculo Virus), IHHNV
(Infectious Hypodermal and Hematopoietic Necrosis Virus), HPV (Hepatopancreatic
Parvo-like Virus) dan HPVREO (Hepatopancreatic Reo-like Virus). MBV dan IHHNDiantara jenis virus tersebut,
MBV dan IHHN sering ditemukan sebagai penyebab penyakit pada udang windu. Jenis MBV menyerang udang pada stadia akhir
pasca larva (PL 24 – PL 50) hingga stadium juana (juvenile). Diantara jenis
virus tersebut, MBV dan IHHN sering ditemukan sebagai penyebab penyakit pada
udang windu. Jenis MBV menyerang udang
pada stadia akhir pasca larva (PL 24 – PL 50) hingga stadium juana (juvenile).
o Gejala
klinis udang yang terserang virus
ü Warna
kulit gelap dan tidak mengkilap
ü Udang
berkulit ganda akibat moulting tidak sempurna
ü Udang
lemah dan kehilangan keseimbangan.
-Biasanya berenang dekat pematang
ü Nafsu
makannya menurun secara drastic dan
ususnya kosong menyebabkan bobot
daging berkurang sehingga tubuhnya smenjadi kropos.
Kematian terjadi secara akut yaitu
1-7 hari sejak gejala awal tampak.Tubuh udang kadang-kadang berwarna merah,
mula-mula tampak dibagian ekor dan kepala serta akhirnya keseluruh tubuh.Insang
tampak berwarna kuning kehijauan, akhirnya kecoklatan.dang mengambang di
permukaan air dan melekat di pematang Bila virus berkembang cepat akan terjadi
pembengkakan pada hepatopancreas (hati) berwarna pucat dan keruh. Udang yang
terserang secara kronis, cucuk (rostrum), ekor kaki rusak/patah dan ditumbuhi
lumut serta jasad penempel (fouling organism).
BAB IV
PENUTUP
Setelah melakukan praktikum ini
maka dapat disimpulkan bahwa Gejala klinis udang yang terserang virus :
ü Warna
kulit gelap dan tidak mengkilap
ü Udang
berkulit ganda akibat moulting tidak sempurna
ü Udang
lemah dan kehilangan keseimbangan.
-Biasanya berenang dekat pematang
ü Nafsu
makannya menurun secara drastic dan
ususnya kosong menyebabkan bobot
daging berkurang sehingga tubuhnya smenjadi kropos.
No comments:
Post a Comment