DIAGNOSA
PENYAKIT IKAN(UJI MIKROBIOLOGI)
DI BALAI
PERIKANAN BUDIDAYA AIR PAYAU (BPBAP)
TAKALAR
TAKALAR
LAPORAN
MAGANG
KEAHLIAN BUDIDAYA PERIKANAN
ALVIANUS
MA’DIKA
1622010316
JURUSAN
BUDIDAYA PERIKANAN
POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI PANGKAJENE DAN KEPULAUAN
PANGKEP
2018
DIAGNOSA
PENYAKIT IKAN(UJI MIKROBIOLOGI)
DI BALAI PERIKANAN BUDIDAYA AIR PAYAU (BPBAP)
TAKALAR
LAPORAN
MAGANG
KEAHLIAN BUDIDAYA PERIKANAN
ALVIANUS
MA’DIKA
1622010316
Telah Diperiksa
dan Disetujui oleh:
Dr. Ir. Dahlia, M.P. Dr.Hj. Wahidah, S.Pi.,MNip.197007101993032001 Nip.197512252005012001
Diketahuioleh:
Ketua jurusan
Ir. Rimal Hamal, M.P.
Nip.196708091997021001
Pujisyukur kitapanjatkankehadiratTuhan
Yang MahaEsaatasrahmatdankarunia-Nya kepada kita semua,terkhususkepadapenulissehingga penulis dapat menyusun Laporan Magang ini denganjudul“Diagnosa Penyakit Ikan (Uji Mikrobiologi
Bakteri)”.Laporan Magang ini disusun sebagai salah
satu syarat untuk menyelesaikan studi pada semester IV Jurusan Budidaya
Perikanan Politeknik Pertanian Negeri Pangkep.
Penulis mengucapkan banyak terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada kedua orang tua saya atas doa dan dukungannya dalam
melaksanakan kegiatan Magang ini, serta pihak yang telah
membantu atau proses penyusunan Laporan Magang ini, diantaranya:
1) Bapak Ir.Rimal Hamal, M.P. Selaku Ketua
Jurusan Budidaya Perikanan;
2) Bapak Dr.Ir.H.Darmawan, M.P. Selaku
Direktur Politeknik Pertanian Negeri Pangkep;
3) Bapak Ir. Nono Hartanto, M.Aq. selaku Kepala Balai Perikanan Budidaya Air Payau
Takalar;
4) Bapak Ir. Muh. Asa’at selaku pembimbing lapangan;
5) Srinawati,S.Pi.,M.Si, Alfa Astiana Afandy,S.Si., Herawati, S.Pi. dan Hardianti, S.Si., selaku pembimbing di Laboratorium BPBAPT;
6) Serta semua pihak yang telah membantu kami
selama ini.
Penulismenyadaribahwa dalam penyusunan Laporan Magang initidakjauhdarikesalahansertakekurangan.Olehkarenaitu penulis sangatmengharapkan saran dan kritikan yang bersifatmembangundaripadapembaca terkhusus pembimbing Magang Keahlian ini demi
kesempurnaan penulis berikutnya.
Terima Kasih.
Takalar, 7 Juni 2018
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................... i
DAFTAR ISI....................................................................................................... ii
DAFTAR TABEL.............................................................................................. iii
DAFTAR GAMBAR.......................................................................................... iv
DAFTAR LAMPIRAN...................................................................................... v
Bab I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.................................................................................... 1
1.2 Tujuan dan Manfaat............................................................................ 1
Bab II KEADAAN UMUM LABORATORIUM
2.1 Lokasi.................................................................................................. 2
2.2 Layout................................................................................................. 2
2.3 Jenis Parameter yang Dianalisa........................................................... 3
2.4 Struktur Organisasi dan Tenaga Kerja................................................ 4
2.5 Peralatan Utama Pada Uji Mikrobiologi............................................. 5
2.5.1 Peralatan Pembuatan
Media (TCBS Agar dan PCA)............. 5
2.5.2 Peralatan Pembuatan
Media Pengencer.................................. 5
2.5.3 Peralatan Inokulasi
Bakteri atau Penentuan ALT................... 5
2.5.4 Peralatan
Perhitungan Total Bakteri........................................ 5
2.6 Peralatan Penunjang Pada Uji Mikrobiologi........................................ 5
BAB III STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
3.1 Uji Mikrobiologi Bakteri...................................................................... 6
3.1.1 Dasar Teori.............................................................................. 6
3.2 Alat dan Bahan.................................................................................... 10
3.2.1 Alat dan Bahan
Pembuatan Media (TCBS Agar dan
PCA) ..................................................................... 10
3.2.2 Alat dan Pembuatan
Larutan Pengencer................................. 10
3.2.3 Alat dan Bahan
Inokulasi Bakteri atau Penentuan ALT......... 11
3.2.4 Alat dan Bahan
Pemusnahan Bakteri...................................... 11
3.3 Prosedur Kerja....................................................................................... 12
3.3.1 Pembuatan Media TCBS......................................................... 12
3.3.2 Pembuatan Media PCA........................................................... 12
3.3.3 Pembuatan
Larutan Pengencer (Trisalt)................................... 12
3.3.4 Inokulasi Bakteri /
Penentuan ALT......................................... 12
3.3.5 Pemusnahan Bakteri................................................................ 13
3.4 Hasil Pengamatan.................................................................................. 14
3.4.1 Perhitungan Angka
Lempeng Total........................................ 14
3.4.2 Jenis Bakteri Pada
Media TCBS dan PCA............................. 17
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan dan Saran........................................................................... 19
4.4.1 Kesimpulan.............................................................................. 19
4.4.2
Saran....................................................................................... 19
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... 20
Lampiran............................................................................................................ 21
DAFATAR TABEL
1. Hasil perhitungan koloni bakteri............................................................... 14
DAFTAR GAMBAR
1. Lay out BPBAP Takalar........................................................................... 2
2. Struktur organisasi dan tenaga kerja......................................................... 4
3. Bakteri ...................................................................................................... 6
4. Media agar TCBS...................................................................................... 7
5. Media agar PCA ....................................................................................... 8
6. Penanaman bakteri media sebar ............................................................... 8
7. Perhitungan koloni langsung .................................................................... 9
8. Perhitungan koloni (colony counter)......................................................... 9
DAFTAR LAMPIRAN
1. Alat dan Bahan Uji Mikrobiologi Bakteri................................................. 22
2. Kegiatan Praktikum Uji Mikrobiologi
Bakteri.......................................... 24
Indonesia merupakan negara penghasil ikan yang
cukup banyak, dilihat secara geografis. Indonesia merupakan Negara kepulauan
yang di kelilingi oleh lautan. Potensi sumber daya budidaya perikanan di
Indonesia sangatlah besar. Saat ini Indonesia menjadi Negara penyumbang bahan
makanan dari budidaya ikan terbesar ke-4 di dunia. Usaha perikanan menjadi
salah satu daya dukung untuk mengoptimalkan potensi alam yang ada.
Permintaan
produk perikanan yang sangat tinggi ini telah menempatkan perikanan pada posisi
yang penting sehingga menyebabkan identifikasi yang padat dan hal ini berdampak
pada kondisi lingkungan. Pada akhirnya dapat menimbulkan masalah berupa
timbulnya penyakit. Penyakit pada ikan ini dapat menimbulkan kerugian pada
usaha perikanan.
Masalah
penyakit yang dihadapi dalam dunia perikanan diantaranya adalah adanya serangan
bakteri yang dapat menurunkan produktivitas pada ikan. Oleh karena itu, untuk
meningkatkan mutu dan pengembangan budidaya ikan maka perlu adanya
penanggulangan penyakit pada ikan yang dapat mempengaruhi produksi ikan adalah
kesehatan ikan tersebut.
Untuk
mengantisipasi dampak penyakit tersebut yang dapat berakibat fatal bagi budidaya
ikan maka dilaksanakan pemeriksaan contoh danperhitungan koloni bakteri dan penentuan Angka Lempeng
Total Bakteri dan total Vibrio sp. pada
media pemeliharaan di Laboratorium Uji Balai Perikanan Budidaya Air Payau
(BPBAP) Takalar.
Tujuan
dari Magang Keahlian ini, adalah Untuk mengetahui cara pembuatan media agar danteknik
inokulasi bakteri pada media agar. teknik perhitungan koloni pada media agar, penentuan Angka Lempeng Total Bakteri aerob
dan Vibrio sp serta teknik pemusnahan
Bakteri.
Manfaat
yang dapat diambil dari Magang Keahlian ini adalah untuk menambah pengetahuan,
wawasan dan keterampilan/kompetensi analisis
dalam hal identifikasi penyakit ikan terkhusus pada uji mikrobiologi
(bakteri) serta memberikan informasi yang bermanfaat kepada masyarakat khususnya pembudidaya organisme
perairan atau petani tambak.
Lokasi Balai Perikanan Budidaya Air Payau (BPBAP)
Takalar terbagi menjadi 3 bagian dengan tempat praktikum berada pada Lokasi
Dua. Laboratorium Uji Balai Perikanan Budidaya Air Payau Takalar (selanjutnya
disebut LU-BPBAPT) merupakan bagian dari Balai Perikanan Budidaya Air Payau
(BPBAP) Takalar. BPBAP Takalar merupakan Unit Pelaksana Teknis Kementrian
Kelautan dan Perikanan yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada
Direktur Jenderal Perikanan Budidaya berdasarkan Surat Keputusan Menteri
Kelautan dan Perikanan No:KEP.26 D/MEN/2001 tanggal 1 Mei 2001 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Balai Budidaya Air Payau dan Surat Keputusan Menteri
Pertanian No:1040.1/Kpts/IK.450/10/1999 tanggal 18 Juni 2002 tentang Penunjukan
Balai dan Loka Budidaya sebagai Lembaga Sertifikasi sistem Mutu dan
Laboratorium Penguji.
LU-BPBAPT berlokasi di Desa Boddia, Kecamatan
Galesong, Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan. Laboratorium Uji BPBAP Takalar
dilengkapi prasarana dan fasilitas Laboratorium yang memadai.
Selain untuk mendukung pengujian internal,
LU-BPBAPT juga memberikan pelayanan kepada masyarakat luas dalam jasa pengujian
pada Laboratorium Kesehatan Ikan dan Laboratorium Kimia-Fisika.

Gambar 1. Lay
out BPBAP Takalar
Keterangan :
1. Tambak broodstock 12. Blower
2. Kolam sedimentasi 13.
Mess karyawan
3. Reservoar 14.
Pos jaga
4. Reservoar 15.
Ruang mesin produksi pakan
5. Mess karyawan 16. Bak pakan alami
6. Indoor pembenihan kerapu 17. Bangsal panen kerapu
7. Pos jaga tambak 18. Ruang produksi pakan buatan
8. Outdoor pembenihan kerapu 19. Lab. Kimia Fisika
9. Laboratorium kesehatan ikan 20. Lapangan tenis
10. Laboratorium perekayasaan 21. R. Generator/panel listrik
11. Gudang
·
Uji
Laboratorium Mikrobiologi
-
Penentuan
Angka Lempeng Total Bakteri Aerob
-
Penentuan
Angka Lempeng Total Vibrio sp.
STRUKTUR
ORGANISASI LABORATORIUM UJI BPBAP TAKALAR
![]() |
||||
![]() |
||||
![]() |
||||
Gambar 2. Struktur Organisasi Balai
Perikanan Budidaya Air Payau Takalar
2.5.1 Peralatan Pembuatan Media (TCBS Agar dan PCA)
a)
Hot plate
b)
Erlenmeyer
c)
Cawan Petri
d)
Timbangan Analitik
e)
Autoclave
f)
Spatula
2.5.2 Peralatan Pembuatan Larutan Pengencer
a)
Tabung reaksi
b)
Erlenmeyer
c)
Autoclave
2.5.3 Peralatan Dalam Inokulasi Bakteri/Penentuan ALT
a)
Inkubator
b)
Bunsen
c)
Mikropipet
d)
Hocky stik
e)
Vortex
2.5.4 Peralatan Perhitungan Total Bakteri
a)
Colony counter
b)
Laminary Air Flow
(tempat perhitungan koloni secara manual)
a)
Rak
tabung i)
Keranjang
b)
Kotak
tip j)
Ember
c)
Korek k)
Baskom
d)
Tempat
tip bekas pakai l)
Sikat tabung reaksi
e)
Masker m)
Sabun Cair
f)
Sarung
tangan n)
Komputer
g)
ATK o)
Tissu
h)
Kamera
BAB III
3.1.1 Dasar
Teori
Bakteri
merupakan organisme yang paling banyak jumlahnya dan lebih tersebar luas
dibandingkan mahluk hidup yang lain . Bakteri memiliki ratusan ribu spesies
yang hidup di darat hingga lautan dan pada tempat-tempat yang ekstrim.
Bakteri ada yang
menguntungkan tetapi ada pula yang merugikan. Bakteri memiliki ciri-ciri yang
membedakannya dengan mahluk hidup yang lain. Bakteri adalah organisme
uniselluler dan prokariot serta umumnya tidak memiliki klorofil dan berukuran
renik (mikroskopis).
Bakteri memiliki
ciri-ciri yang membedakannnya dengan mahluk hidup lain yaitu :
·
Organisme
multiselluler
·
Prokariot
(tidak memiliki membran inti sel )
·
Umumnya
tidak memiliki klorofil
·
Memiliki
ukuran tubuh yang bervariasi antara 0,12 s/d ratusan mikron umumnya memiliki
ukuran rata-rata 1 s/d 5 mikron.
·
Memiliki
bentuk tubuh yang beraneka ragam
·
Hidup
bebas atau parasite.
·
Bakteri yang hidup di lingkungan ekstrim seperti pada mata air panas,kawah atau
gambut dinding selnya tidak mengandung peptidoglikan.
·
Bakteri yang hidupnya kosmopolit diberbagai lingkungan dinding selnya mengandung
peptidoglikan.

Gambar 3. Bakteri
1. Pembuatan media agar
Media adalah
suatu substrat dimana mikroorganisme dapat tumbuh yang disesuaikan dengan
lingkungan hidupnya. Media kultur berdasarkan konsistensinya dibedakan atas tiga macam, yaitu media cair,
media semi padat, dan media padat (Herawati,1996).Media berfungsi untuk
menumbuhkan mikroba, isolasi, memperbanyak jumlah, menguji sifat-sifat
fisiologi dan perhitungan jumlah mikroba, dimana dalam proses pembuatannya
harus disterilisasi dan menerapkan metode aseptis untuk menghindari kontaminasi
pada media. Berikut ini beberapa media yang digunakan dalam uji mikrobiologi bakteri:
a. Media agar TCBS
Tiosulfat-sitrat-garam empedu-sukrosa
agar-agar atau TCBS agar adalah jenis agar plate selektif yang digunakan
dalam mikrobiologi laboratorium untuk mengisolasi Vibriosp. Agar TCBS sangat selektif untuk
isolasi V. cholerae dan V. parahaemolyticus serta vibrio
lainnya. Penghambatan bakteri gram positif dicapai oleh penggabungan empedu
sapi, yang merupakan zat alami yang mengandung campuran garam empedu, dan kolat
natrium , murni garam empedu. tiosulfat Sodium berfungsi sebagai belerang
sumber dan, dalam kombinasi dengan besi sitrat, mendeteksi hidrogen sulfida
produksi. Sakarosa (sukrosa)disertakan sebagai difermentasi karbohidrat untuk
metabolisme vibrio.pHbasa medium meningkatkan pemulihan V.
cholerae.Timol biru dan biru
bromothymol termasuk sebagai indikator perubahan pH ( anonim, 2011).

Gambar 4. Media
Agar TCBS
b. Media agar PCA (Plate Count Agar)
PCA digunakan sebagai
medium untuk mikroba aerobik dengan inokulasi di atas permukaan.PCA dibuat
dengan melarutkan semua bahan (casein enzymic hydrolisate, yeast extract,
dextrose, agar) hingga membentuk suspensi 22 g/L kemudian disterilisasi pada
autoklaf (15 menit pada suhu 121°C).Media PCA ini baik untuk pertumbuhan total mikroba
(semua jenis mikroba) karena di dalamnya mengandung komposisi casein enzymic
hydrolisate yang menyediakan asam amino dan substansi nitrogen komplek lainnya
serta ekstrak yeast mensuplai vitamin B kompleks.
![]() |
Gambar 5.Media Agar PCA
2. Teknik inokulasi bakteri
Inokulasi
Penanaman bakteri atau biasa disebut juga inokulasi adalah pekerjaan
memindahkan bakteri dari medium yang lama ke medium yang baru dengan tingkat
ketelitian yang sangat tinggi.Untuk melakukan penanaman bakteri (inokulasi) terlebih
dahulu diusahakan agar semua alat yang ada dalam hubungannya dengan medium agar
tetap steril, hal ini agar menghindari terjadinya kontaminasi (Dwijoseputro,
1998).Adapun teknik penanaman bakteri/inokulasi yang dilakukan pada kegiatan
ini adalah Metode sebar yaitu, Setetes
inokolum diletakan dalam sebuah medium agar nutrien dalam cawan petridish dan
dengan menggunakan batang kaca yang bengkok dan steril. Inokulasi itu
disebarkan dalam medium batang yang sama dapat digunakan menginokulasikan
pinggan kedua untuk dapat menjamin penyebaran bakteri yang merata dengan baik.
Pada beberapa pinggan akan muncul koloni koloni yang terpisah-pisah.

Gambar 6. Penanaman bakteri metode sebar
3. Teknik perhitungan koloni
Perhitungan bakteri adalah suatu cara yang
digunakan untuk menghitung jumlah koloni bakteri yang tumbuh pada suatu media
pembiakan. Secara mendasar ada dua cara penghitungan bakteri, yaitu secara
langsung dan secara tidak langsung. Ada beberapa cara
perhitungan secara langsung, antara lain adalah dengan membuat preparat dari
suatu bahan (preparat sederhana diwarnai atau tidak diwarnai) dan penggunaan
ruang hitung (counting chamber).Sedangkan perhitungan secara
tidak langsung hanya mengetahui jumlah mikroorganisme pada suatu bahan yang masih hidup saja (viable count). Dalam pelaksanaannya ada
beberapa cara yaitu perhitungan pada cawan petri (total plate count / TPC,
perhitungan melalui pengenceran, perhitungan jumlah terkecil atau terdekat (MPN methode), kalorimeter/cara kekeruhan atau
turbidimetri (Anonim, 2013). Pada kegiatan ini ada dua teknik perhitungan
koloni yang dilakukan yaitu:
a. Perhitungan koloni langsung
Cara ini dilakukan dengan langsung menghitung
jumlah koloni yang ada pada cawan petri. Perhitungan ini dilakukan tanpa
menggunakan alat bantu.

Gambar 7. Perhitungan koloni langsung
b. Menghitung dengan alat penghitung elektronik (colony
counter)
Dengan alat ini dapat
dihitung beribu-ribu bakteri dalam beberapa detik. Penggunaan alat ini banyak
didasarkan atas kerja dengan lobang pengintai elektronik (dapat disamakan
dengan mata elektronik) kerjanya tergantung pada interupsi dari berkas cahaya
elektronik yang melintasi suatu ruang antara dua ruang elektron yang berdekatan
letaknya. Tiap partikel yang karena perbedaan konduktivitas sel dan cairan.
Interupsi ini dicetak oleh suatu alat secara elektris.

Gambar 8. Perhitungan koloni (colony counter)
c. Penentuan angka lempeng total(alt)
Metode kuantitatif digunakan untuk
mengetahui jumlah mikroba yang ada pada suatu sampel, umumnya dikenal dengan
Angka Lempeng Total (ALT). Uji Angka Lempeng Total (ALT) dan lebih tepatnya ALT
aerob mesofil atau anaerob mesofil menggunakan media padat dengan hasil akhir
berupa koloni yang dapat diamati secara visual berupa angka dalam koloni(cfu)
per mL/g atau koloni/100mL. Cara yang digunakan antara lain
dengan cara tuang, cara tetes dan cara sebar.
d. Pemusnahan bakteri
Teknik pemusnahan bakteri adalah suatu cara atau proses yang dilakukan
untuk mensterilkan peralatan laboratorium yang telah dilakukan. Adapun beberapa
teknik pemusnahan bakteri, diantaranya adalah:
e. Autoclave (sterilisasi basah)
f. Perendaman clorin
g. Pembakaran
h. Deterjen
3.2.1 Alat dan Bahan Pembutan Media Agar TCBS Dan
PCA
a. Alat yang digunakan:
1. Hot
plate
2. Erlenmeyer
3. Timbangan
analitik
4. Cawan
petri
5. Autoclave
6. Magnetic
stirrer
b. Bahan yang digunakan:
1. Aquades
2. TCBS
3. PCA
4. NaCl
a. Alat yang digunakan:
1. Tabung
reaksi
2. Erlenmeyer
3. Autoclave
b. Bahan yang digunakan:
1. Aquadest
2. NaCl (sodium chlorida)
3. KCl (kalium chlorid)
4. MgSO4
(magnesium sulfat-heptahydrat)
a. Alat yang digunakan:
1. Inkubator
2. Bunsen
3. Mikropipet
4. Hocky stick
5. Vortex
b. Bahan yang digunakan:
1. Media agar
PCA
2. Media agar
TCBS
3. Larutan
pengencer
4. Sampel air
5. Alkohol
a. Alat yang digunakan:
1. Ember
2. Baskom
3. Spons
4. Sikat
tabung reaksi
5. Keranjang
6. Lap
b. Bahan yang digunakan:
1. Sabun cair
2. Air
1. Alat dan bahan yang akan digunakan
disiapkan
2. TCBS agar ditimbang sebanyak 44 gram dan
dimasukkan ke dalam erlenmeyer
3. TCBS agar dilarutkan dalam 1 Laquadest
4. TCBS dipanaskan pada hot plate hingga mendidih (tanpa autoclave)
5. TCBS didinginkan hingga pada suhu 50oC,
setelah itu dituangkan kedalam cawan petri
sebanyak 15-20 mL
6. Sebelum digunakan, media agar tersebut disimpan selama 1 hari
untuk memastikan tidak ada kontaminasi yang terjadi pada kedua media agar
tersebut.
1. Alat dan bahan yang akan digunakan
disiapkan
2. PCA agar ditimbang sebanyak 22 gram dan
dimasukkan kedalam erlenmeyer
3. Aquadest sebanyak 1 liter dan NaCl 20 gram
ditambahkan kedalam erlenmeyer, setelah itu di homogenkan
4. Dihomogenkan pada magnetik stirer, setelah
itu diautoclave selama 15 menit pada suhu 121oC
5. Setelah diautoclave didinginkan hingga
pada suhu 500C, setelah itu dituangkan dalam cawan petri sebanyak
15-20 mL
6. Media PCA tersebut disimpan selama 24 jam
1. Alat dan bahan yang akan digunakan disiapkan
2. Bahan ditimbang NaCl 9,36 g, KCl 0,30 g,
dan MgSO42,78 g. Setelah itu dilarutkan dalam aquades sebanyak 400 mL
3. Bahan tersebut dicampur kedalam erlenmeyer
setelah itu dihomogenkan
4. Setelah homogen kemudian dimasukkan ke
dalam autoclave
5. Larutan tersebut didinginkan, kemudian
dipindahkan atau dimasukkan ke dalam tabung reaksi sebanyak 9 mL.
6. Larutan pengencer tersebut siap digunakan
untuk proses inokulasi bakteri.
1. Alat dan bahan disiapkan
2. Bunsen dinyalakan
3. Tangan dan lingkungan sekitar tempat untuk
inokulasi bakteri disterilkan dengan
mengunakan alkohol
4. Pengenceran sampel dilakukan sebanyak 3
kali pada masing-masing sampel dengan cara: Secara aseptik memipet 1000 µl (1 mL) dari setiap pengenceran (10-1,
10-2, dst)
5. Sampel yang sudah diencerkan sebanyak 0,1
mL dimasukkan ke dalam cawan yang berisi media agar PCA dan TCBS
6. Diratakan dengan mengunakan batang gelas
bengkok (Dirglass/Hocky stik) yang telah disterilkan
7. Pengenceran dilakukan secara duplo
8. Perlakuan kontrol menggunakan larutan
pengencer dengan media agar
9. Setelah contoh meresap ke dalam media agar,
selanjutnya didiamkan ±15 menit. Setelah itu cawan-cawan tersebut diinokulasi
dalam posisi terbalik dalam inkubator dengan suhu 30oC selama 24-48
jam
10. Jumlah koloni yang tumbuh pada setiap
cawan dihitung dan dicatat nilai pengencerannya
11. Pelaporan dilakukan pada cawan petri
dengan jumlah koloni antara 25-250 koloni per cawan
12. Penentuan Angka Lempeng Total (ALT)
bakteri pada sampel dihitung dengan mengunakan rumus sebagai berikut:

Dengan :
N = jumlah
koloni produk, dinyatakan dalam koloni per ml atau koloni per g;
åC = jumlah koloni pada semua cawan yang
dihitung;
n1 = jumlah cawan pada pengenceran pertama yang dihitung;
n2 = jumlah cawan pada pengenceran kedua yang
dihitung;
d = pengenceran pertama yang
dihitung.
3.3.5 Pemusnahan Bakteri
1. Alat dan bahan disiapkan
2. Air dituang kedalam baskom dan ember, setelah
itu ditambahkan sabun cair
3. Isi dari Petridish, tabung reaksi dan
botol sampel dikeluarkan dan dicuci
secara bergantian
4. Alat yang telah dicuci, kemudian disimpan
di keranjang, dan dijemur dibawah sinar matahari
5. Isi dari ketiga alat tersebut, terkhusus
di Petridish yaitu media agar secara keseluruhan dimasukkan kedalam kantong
plastik, setelah itu dibawah ketempat sampah untuk proses pembakaran.
3.4 Hasil Pengamatan
Hasil pengamatan yang
dilakukan pada Laboratorium Kesehatan Ikan di Balai Perikanan Budidaya Air
Payau Takalar (BPBAPT) dapat dilihat pada
Tabel 1.
Tabel 1. Hasil Penentuan Angka Lempeng Total
No.
|
No.Reg
Hari/Tgl
|
Kode Sampel
|
Tingkat Pengenceran
|
Total Bakteri
|
Total Bakteri Vibrio sp.
|
||||
Total Koloni
|
ALT
(CFU/ml)
|
Total Koloni
|
ALT
(CFU/ml)
|
||||||
1
|
2
|
1
|
2
|
||||||
1
|
Selasa/
5 Juni 2018
|
B.2282
|
100
|
5,9 x 103
|
51
|
7,2 x 102
|
|||
101
|
59
|
28
|
|||||||
102
|
3
|
14
|
3
|
||||||
103
|
1
|
||||||||
B.2285
|
100
|
7,4 x 103
|
TBUD
|
4,5 x 103
|
|||||
101
|
TBUD
|
45
|
|||||||
102
|
72
|
75
|
23
|
||||||
103
|
15
|
||||||||
3.4.1 Hasil Perhitungan/Penentuan Angka Lempeng Total (ALT)
a. Perhitungan Bakteri Anaerob
c.
Sampel
B.2282
Dik = åC = 59
n1 = 1
n2
= 0
d =

Dit = N......?
Penyelesaian:








d.
Sampel
B.2285
Dik = åC = 72+75
n1 = 2
n2
= 0
d =

Dit = N......?
Penyelesaian:








c. Perhitungan Bakteri Vibrio sp.
e.
Sampel
B.2282
Dik = åC = 51 + 28
n1 = 1
n2
= 1
d =

Dit = N......?
Penyelesaian:








f.
Sampel
B.2285
Dik = åC = 45
n1 = 1
n2
= 0
d =

Dit = N......?
Penyelesaian:








3.4.2 Jenis Bakteri pada Media TCBS dan PCA
Vibrio merupakan
patogen oportunistik yang dalam keadaan normal ada dalam lingkungan
pemeliharaan, kemudian
berkembang dari sifat yang saprofik menjadi patogenik jika kondisi lingkungannya memungkinkan.Bakteri vibrio
yang patogen dapat hidup di bagian tubuh organisme maupun didalam dengan jalan
menempel.
a. Klasifikasi
Bakteri Vibrio
Klasifikasi bakteri vibrio adalah :
Kingdom :Eubacteria
Divisi :Bacteri
Class :Schizomycetes
Ordo :Eubacteriales
Famili :Vibrionaceae
Genus :Vibrio
Species :
Divisi :Bacteri
Class :Schizomycetes
Ordo :Eubacteriales
Famili :Vibrionaceae
Genus :Vibrio
Species :
g. Vibrio anguilarum
h. Vibrio alginolyticus,
i. Vibrio cholerae,
j. Vibrio salmonicida,
k. Vibrio vulnificus, dan
l.
Vibrio parahaemolyticus.
b.
Morfologi bakteri vibrio
Morfologi atau struktur
tubuh dari bakteri Vibrio bila diisolir dari faeces penderita atau dari biakkan
yang masih muda adalah batang bengkok seperti koma, tetapi akan berbentuk
batang lurus bila diambil atau didapat dari biakkan yang sudah tua ( Fais,
2009).
Mempunyai sifat
Gram negatif dengan ukuran 1 – 3 x 0,4 – 0,6 µm tetapi ada beberapa literatur
yang mengatakan bahwa Vibrio berukuran panjang (1,4 – 5,0) µm dan lebar (0,3 –
1,3) µm. Vibrio memiliki satu buah flagel (monotrik) dan dapat bergerak sangat
aktif (motil), tetapi tidak berspora dan tidak berselubung (Pelzar, 1986).
Pada pengamatan bakteri yang dilakukan pada media
TCBS terdapat jenis bakteri yaitu bakteri Vibrio
alginolyticusyangmempunyai ciri-ciri berwarna
kuning, diameter 3-5mm.Karakteristikbiokimia
adalah mempunyai sifat fermentatif, katalase, oksidase, methyl red dan H2S, glukosa, laktosa, dan manitol
positif.Sedangkan sellobiosa, fruktosa, galaktosa negative.Bakteri ini dapat
menyebabkan kematian 50 hingga mencapai 100%. Menurut Taslihan dkk (2004), ambang batas minimal keberadaan bakteri
Vibrio sp. dalam air adalah 104 CFU/ml.
c. Jenis Bakteri pada Media PCA
Bakteri berasal
dari bahasa latin bacterium (jamak:bacteria) adalah kelompok organisme berukuran sangat kecil
(mikroskopik) dan kebanyakan uniseluler (bersel tunggal) dengan struktur sel
yang relatif sederhana tanpa
nucleus dan organel lain seperti mitokondria dan kloroplas.Bakteri adalah yang
paling berlimpah dari semua organism(Djoelistea ,2010).Menurut Taslihan dkk (2004) batas minimal bakteri
umum diperairan adalah 106 CFU/ml. Pada media PCA semua jenis
bakteri tumbuh pada media tersebut seperti Aeromonas
hydrophyla, Streptococcus, Pseudomonas dan berbagai jenis bakteri
lainnya.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan dan Saran
4.4.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari hasil
magang di Laboratorium Kesehatan Ikan Balai Perikanan Budidaya Air Payau (BPBAP) Takalar pada bidang uji
mikrobiologi yaitu total bakteri pada media PCA dengan kode sampel B.2282 sebanyak 5,9 x 103dan totalVibrio
sebanyak 7,2 x 102 sedangkan kode sampel B.2285 sebanyak 7,4 x 103dan
total Vibrio sebanyak 4,5 x 103 dimana
kedua sampel tersebut masih dalam ambang batas toleransi yang masih belum
berbahaya bagi organisme.
4.4.2 Saran
Apabila total bakteri dan Vibrio melebihi ambang batas maka dapat
dilakukan dengan cara memperbaiki kualitas air.
DAFTAR PUSTAKA
Anonym.2011. http://www.scribd.com/doc/48173368/Media-TCBS.
Anonim.2013.”Perhitungan
Jumlah Bakteri”.httpwww.scribd.comdoc135885742
perhitungan-jumlah-bakteri=htm.
Djoelistea, 2010. Pengertian Bacteri. Jakarta : UI Press.
Dwidjoseputro. 1998. Dasar – dasar Mikrobiologi. Jakarta : Djambatan
Fais,2009. Metode penanaman. http://faizcute.blogspot.com/
Fais,2009. Vibrio sp. http://faizcute.blogspot.com/
Pelczar et al,1986. Morfology Vibrio sp . Jakarta :
UI Press.
Taslihan dkk, 2011. http://www.journal.unair.ac.id
LAMPIRAN
1. Alat dan Bahan Uji Mikrobiologi Bakteri
1. Alat dan bahan
pembuatan media agar TCBS dan PCA
a.
Alat
![]() |
![]() |
![]() |
Hot plate Erlenmeyer Timbangan analitik
![]() |
![]() |
![]() |
|||
Cawan petri Autoclave Magnetic Stirrer
![]() |
Spatula
b.
Bahan
![]() |
![]() |
![]() |
Aquades Media agar TCBS NaCl dan Media agar PCA
2. Alat dan bahan inokulasi bakteri
a. Alat
![]() |
![]() |
![]() |
Inkubator Bunsen Mikropipet
![]() |
![]() |
![]() |
Hocky stik Vortex Tip
![]() |
![]() |
\
Rak Tabung Cawan Petri
b. Bahan
![]() |
![]() |
||||
![]() |
Sample Air
Larutan trisalt Alkohol
![]() |
![]() |
Media agar TCBS Media agar PCA
3. Alat dan bahan pemusnahan bakteri
![]() |
![]() |
![]() |
Ember dan Baskom Keranjang sabun cair dan sikat
2. Kegiatan Praktikum Uji Mikrobiologi
Bakteri
a.
Kegiatan
inokulasi bakteri


Persiapan alat dan bahan Pengambilan s.pengenceran


Pemasukan s. pada media
Penyebaran bakteri
b.
Kegiatan
perhitungan koloni bakteri


Perhitungan koloni langsung Perhitungan koloni menggunakan colony conter
c.
Kegiatan
pemusnahan bakteri


Pengeringan alat pencucian alat

Ke tahap proses pembakaran
No comments:
Post a Comment